contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Photobucket
Photobucket
Monday, April 5, 2010

Hmm... Reog Ponorogo.....
Tentunya nama ini sudah tidak asing lagi di telinga kita bukan??? Seluruh masyarakat di penjuru tanah air sudah mengetahui apa itu REOG.

Reog ini sebenarnya adalah salah satu budaya Negara Indonesia yang berasal dari Ponorogo. Tapi sekarang ini ada suatu Negara (selain Indonesia) yang mengumumkan bahwa kebudayaan Reog berasal dari negaranya itu. Hal ini tidak hanya terjadi pada kebudyaan reog kita seja, tetapi terjadi juga pada kebudayaan kita yang lain, seprti batik dan yang lain-lain.


Kenapa ini bisa terjadi??? Ada yang punya pendapat?? Teman-teman, menurut saya itu semua disebabkan oleh pemerintah yang tidak peduli akan budaya-budaya kita, maksudnya... pemerintah harusnya mengeluarkan sebuah UU hak cipta untuk semua kebudayaan yang ada di Negara kita tercinta ini, Negara Indonesia. Itu mungkin salah satu penyebabnya. Tapi kita tidak boleh sekaligus langsung menyalahkan pemerintah atas kejadian seperti ini...... Coba kita introspeksi diri,, apa yang salah dengan kita?? Ehm... kita juga salah atas terjadinya peristiwa seperti ini. Apa salah kita?? menurut saya, salha kita adalah kita tidak mampu menjaga dan melestarikan budaya0budaya bangsa kita. Benar bukan??

Nah, agar semua ini tidak terjadi lagi, maka mulai sekarang kita harus mulai membenahi berbagai sektor baik sektor pemerintah maupun sektor diri kita sendiri. Ingat !! Tidak ada kata TERLAMBAT.

Di bawah ini akan saya ceritakan asal mula atau sejarah ditemukannya REOG. Selamat membaca.......

Sejarah Reog (dikutip dari :
http://hanifprincestrat.wordpress.com

Reog pertama kali diciptakan oleh Ki Ageng Kuthu. Reog ini bernuansa satirik yang merupakan potret karikatural jawa saat itu. Ki Ageng Puthu adalah seorang pujangga anom (setara patih) Majapahit, bernama asli ki ktut surya alam yang merasa kecewa dg raja majapahit pada waktu itu, Bhree Kertabumi
yang lebih mengikuti suara istrinya yang berdarah cina dan muslimah, sedang Ki Kuthu adalah seorang penganjur budha. Lalu ia menyingkir ke Wengker (sekarang Panaraga) mendirikan Paguron Olahkanuragan, yang merupakan perguruan olah kebatinan.

Lalu disini ia menciptakan Reog, topeng singa (singabarong) menggambarkan raja yang angkara murka namun ia dikendalikan oleh burung merak yang dibiarkan duduk diatas kepalanya (menggambarkan kendali istrinya yang cantik atas sang raja), irama terompet pelog terkesan sumbang diantara bunyi tetabuh lain yang berlaras slendro dimaksudkan untuk menggambarkan suara sumbang atau kritik yang sang patih sampaikan. Patih/pujangga anom, yang digambarkan sebagai ganongan, menari mengejek2 singabarong sehingga singabarong marah.


Reog ki kuthu bertentangan dengan islam karena sang warok dalam kelompok ini tidak boleh menikah, tetapi untuk menyalurkan hasrat biologisnya mereka diperbolehkan gemblak/homoseks, selain itu juga ada ritual lain yg menjadi ibadah pada reog itu sendiri. Dan budaya minum-minuman keras seperti tuak dan ciu sangat kental pada pertunjukan ini.

Raja Majapahit, Bhree Kertabumi tak tinggal diam ia mengutus anaknya Raden Katong untuk melacak Ki Kuthu di wengker, lalu Raden Katong singgah di Bintara, sebuah kadipaten yang dipimpin Raden Patah yang beragama islam. Ia adalah anak dari istri Bhree Kertabhumi yang berdarah cina dan muslimah. Oleh ajakan Raden Patah, akhirnya Raden Katong memeluk islam, akhirnya Raden Katong berhasil membunuh Ki Kuthu dengan bantuan Ki Gede Serah Mirah, seorang ulama. Ki Gede Serah Mirah inilah yang akhirnya mengubah satire Reog Ponorogo menjadi satu fragmen lengkap dengan menampilkan lakon Panji dan Jenggalamanik. Pemeran-pemerannya tak lagi hanya singabarong, jathilan, dan bujangganong, tetapi mulai dimasukkan tokoh kelana sewandana, panji, tethek melek dan tledhek jepre. Reog Ki Kuthu merupakan sindiran karena itu tidak ada lakon di dalamnya.

Jika ingin melihat vidionnya silakan klik disini:

0

0 comments:

Post a Comment

Kotak Ngoceh

Google Search

Search This Blog

Translate

Followers

free counters